KRITIK DAN ESAI CERPEN "DI JALAN JABAL AL-KAABAH" KARYA M. SHOIM ANWAR

Kritik dan Esai Cerpen “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” Karya M. Shoim Anwar

M. Shoim Anwar

          Cerpen “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” merupakan salah satu karya dari M. Shoim Anwar, seorang sastrawan sekaligus dosen. M. Shoim Anwar lahir di Desa Sambong Dukuh, Jombang, Jawa Timur. M. Shoim Anwar telah banyak menulis cerpen, novel, esei, dan puisi di berbagai media. Menurut KBBI cerita pendek adalah cerita yang isinya kurang dari 10.000 kata dan ceritanya berkonsentrasi pada satu tokoh dalam cerita.
          Penggunaan kata dan kalimat dalam cerpen “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” mudah untuk dipahami, penulis memberikan penggambaran situasi dan kondisi dalam cerpen secara rinci seperti yang terjadi di kehidupan nyata oleh sebab itu cerpen “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” memiliki jalan cerita yang sangat menarik.
          Cerpen “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” menceritakan Tuan Amali dan Nyonya Tilah yang berada di Mekkah. Tuan Amali digambarkan sebagai seorang yang baik dan peduli kepada orang-orang yang membutuhkan, sampai pada akhirnya Tuan Amali mengetahui kebohongan anak-anak yang mengemis di jalan mengenai anggota tubuh yang selama ini mereka sembunyikan agar orang-orang merasa iba kepada mereka. Tuan Amali sangat marah dan hampir menyeret dan membuka pakaian anak-anak tersebut namun tidak jadi karena dihalangi oleh seorang pria berkopiah cokelat karena Tuan Amali beranggapan bahwa bukan hal yang benar berbohong apalagi di tanah suci ini, namun apa yang dilakukan Tuan Amali tersebut merupakan hal yang salah mereka tetaplah seorang anak-anak, tindakan tersebut juga tergolong kasar apalagi dilakukan ditempat umum yang banyak orang lewat dan melihat.
          Makna dari cerpen tersebut yaitu, rezeki ada di tangan Tuhan, namun kita harus berusaha untuk mencarinya dengan cara yang benar bukan dengan berbohong atau merugikan orang lain. Ketika kita ikhlas dalam memberikan atau melakukan sesuatu kepada orang lain kita tidak perlu memikirkan hal yang telah kita berikan atau yang kita lakukan itu lagi, meskipun sebenarnya orang itu berbohong kepada kita tapi kalau kita sudah ikhlas hal-hal seperti perasaan marah, kecewa, atau merasa dibohongi itu tidak akan muncul pada diri kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRITIK DAN ESAI CERPEN "SULASTRI DAN EMPAT LELAKI" KARYA M. SHOIM ANWAR

KRITIK DAN ESAI PUISI "IDUL FITRI" KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI

KRITIK DAN ESAI PUISI WIDJI THUKUL