KRITIK DAN ESAI PUISI WIDJI THUKUL

 Kritik dan Esai Puisi Widji Thukul

https://gasbanter.com


PERINGATAN

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gasat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!



Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu

Apa guna punya ilmu
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa gunanya banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Di mana-mana moncong senjata
Berdiri gagah
Kongkalikong
Dengan kaum cukong
Di desa-desa
Rakyat dipaksa
Menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
Dengan harga murah
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu


Kritik dan Esai Puisi “Peringatan” dan “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu” Karya Widji Thukul
          Widji Thukul lahir pada 23 Agustus 1963 di Solo. Widji Thukul adalah sastrawan sekaligus aktivis hak asasi manusia. Beliau merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru, hingga pada akhirnya beliau menghilang pada peristiwa 27 Juli 1998 (Wikipedia). Widji Thukul banyak menulis puisi tentang semangat untuk memperjuangkan hak asasi manusia, salah satunya adalah puisi dengan judul “Peringatan” dan puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu”. Menurut Pradopo (2009:7), puisi merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
          Dalam puisi “Peringatan” dan puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu”, menggambarkan semangat perjuangan masyarakat dan sindiran kepada pemerintah. Jika dilihat kedua puisi tersebut memiliki kesamaan makna yaitu perjuangan untuk kebebasan berpendapat. Hal tersebut tergambar dalam larik sebagai berikut.
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
(Puisi “Peringatan” karya Widji Thukul)

Apa gunanya banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
(Puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu” karya Widji Thukul)

          Semua puisi yang ditulis oleh Widji Thukul selalu menunjukkan semangat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat agar memperoleh keadilan, sehingga puisi-puisi karya Widji Thukul selalu memberikan inspirasi dan semangat kaum muda mudi untuk terus berjuang melawan ketidakadilan tidak hanya pada masa lalu tapi juga pada saat ini.
          Puisi “Peringatan” karya Widji Thukul memiliki 17 baris dan puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu” karya Widji Thukul memiliki 15 baris. Kelebihan dari puisi di atas adalah pemilihan kata yang digunakan sebagian besar mudah untuk dipahami, mungkin karena puisi tersebut ditujukan untuk memberikan semangat dan dorongan kepada masyarakat, sehingga penulis memilih kata-kata yang mudah untuk dipahami dan jelas namun berisi pesan yang dalam dan bermakna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRITIK DAN ESAI CERPEN "SULASTRI DAN EMPAT LELAKI" KARYA M. SHOIM ANWAR

Puisi Balada