Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

KRITIK DAN ESAI REVISUALISASI VIDEO KLIP “MAMA PAPA LARANG” OLEH MAHASISWA PBSI UNIPA ANGKATAN 2014

Gambar
  KRITIK DAN ESAI REVISUALISASI VIDEO KLIP “MAMA PAPA LARANG” OLEH MAHASISWA PBSI UNIPA ANGKATAN 2014 Sumber https://www.youtube.com/watch?v=i80eN2mQs_w MAMA PAPA LARANG Judika Separuh nafasku Ku hembuskan untuk cintaku Biar rinduku Sampai kepada bidadariku Uu-uu Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak, 'ku tak takut Tetap 'ku katakan 'ku cinta dirimu Ohh Karena kamu Bintang di hatiku Takkan ada yang lain Mampu goyahkan rasa cintaku padamu Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak, 'ku tak takut Tetap 'ku katakan 'ku cinta dirimu Sudah jangan kau usik lagi Cinta yang tertanam di hati Akan 'ku bawa sampai mati Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak

KRITIK DAN ESAI PUISI TAUFIQ ISMAIL

Gambar
  KRITIK DAN ESAI PUISI TAUFIQ ISMAIL Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia I Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army Dulu dadaku tegap bila aku berdiri Mengapa sering benar aku merunduk kini II Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

KRITIK DAN ESAI CERPEN “SETAN BANTENG” KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA

Gambar
  KRITIK DAN ESAI CERPEN “SETAN BANTENG” KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA Sumber gambar https://lakonhidup.com Cerpen “Setan Banteng” merupakan salah satu karya dari Seno Gumira Ajidarma. Seno Gumira Ajidarma lahir di Boston pada tanggal 19 Juni 1958. Seno Gumira Ajidarma telah banyak menulis cerpen dan esai di berbagai media. Menurut KBBI cerita pendek adalah cerita yang isinya kurang dari 10.000 kata dan ceritanya berkonsentrasi pada satu tokoh dalam cerita. Cerpen “Setan Banteng” memberikan penggambaran tentang pentingnya memberikan arahan atau pembelajaran kepada anak-anak sejak kecil atau sejak tingkat sekolah dasar mengenai sikap atau perilaku agar mereka menjadi seseorang yang tidak berperilaku sembarangan. Misalnya pada kutipan cerpen berikut. “Hooooiii!” Guru itu berteriak dan memperlihatkan sikap marah, “Jangan main-main kalian! Ini berbahaya! Ngawur! Apa tidak ada permainan lain selain bermain dengan setan?”.... Guru, yang tampaknya mengerti belaka permainan semacam ini, mengangka