Puisi Balada
Pengembaraan Laut Gelap
Wush...wush...wush... suara angin malam berlalu lalang melewati ombak
Bentangan luas samudera tak terlihat tertutup langit malam bercahaya purnama
Hanya terdapat satu bahtera berisi para pengembara gagah berani dan perkasa
Akulah sang kapten bahtera bercerita
Kisah pengembaraan di laut yang gelap gulita
Sang kapten membawa tiga puluh pengembara menuju pulau berisi intan permata
Berjalan dari surya hingga purnama melewati luasnya ombak samudera
Sang kapten memimpin arah melalui peta
Angin berhembus mendorong bahtera
Sang kapten berkata “ayo terus maju, intan permata sedang menanti untuk dibawa”
Berhari-hari di atas bahtera, lelah letih mendera para pengembara
Entah sampai kapan, akhirnya...
Hembusan angin semakin kencang menerpa, hujan dan badai menggelegar di atas langit yang gelap gulita
Bahtera terombang-ambing tak tentu arah, sang kapten berteriak “tetap bertahan, pegang kemudi dan bentangkan layar”
Tak disangka gulungan ombak raksasa datang memakan bahtera hingga tak terlihat lagi keberadaannya
Dimana sang kapten dan ketiga puluh pengembara berada, tidak ada yang tahu akhir dari perjalanan menakutkan ini
Dengan tiba-tiba sesuatu muncul seperti ikan paus yang berenang kepermukaan untuk bernapas
Itulah sang kapten dan sepuluh pengembara yang tersisa, selamat dari amukan ombak samudera
Sang kapten kembali memimpin, hilang peta hilang bahtera namun tetap berenang bersama menuju daratan
Tak teringat lagi pulau intan permata, yang teringat hanyalah menuju daratan dan selamat dari hipotermia
Berenang tak tentu arah, hingga akhirnya terlihat daratan yang dipuja-puja
Berharap daratan yang berisi intan permata, namun kandas sudah harapan yang tersisa
Membangun kembali bahtera yang dimakan ombak dan ganasnya samudera
Sang kapten memutuskan untuk kembali ke tanah air tercinta
Aman sudah intan permata di sebuah pulau yang bernama Nusantara
Komentar
Posting Komentar