Puisi Balada

 

Pengembaraan Laut Gelap

Karya Dini Safia Hudah
 

 

Wush...wush...wush... suara angin malam berlalu lalang melewati ombak

Bentangan luas samudera tak terlihat tertutup langit malam bercahaya purnama

Hanya terdapat satu bahtera berisi para pengembara gagah berani dan perkasa

Akulah sang kapten bahtera bercerita

Kisah pengembaraan di laut yang gelap gulita

 

Sang kapten membawa tiga puluh pengembara menuju pulau berisi intan permata

Berjalan dari surya hingga purnama melewati luasnya ombak samudera

Sang kapten memimpin arah melalui peta

Angin berhembus mendorong bahtera

Sang kapten berkata “ayo terus maju, intan permata sedang menanti untuk dibawa”

 

Berhari-hari di atas bahtera, lelah letih mendera para pengembara

Entah sampai kapan, akhirnya...

Hembusan angin semakin kencang menerpa, hujan dan badai menggelegar di atas langit yang gelap gulita

Bahtera terombang-ambing tak tentu arah, sang kapten berteriak “tetap bertahan, pegang kemudi dan bentangkan layar”

Tak disangka gulungan ombak raksasa datang memakan bahtera hingga tak terlihat lagi keberadaannya

Dimana sang kapten dan ketiga puluh pengembara berada, tidak ada yang tahu akhir dari perjalanan menakutkan ini

Dengan tiba-tiba sesuatu muncul seperti ikan paus yang berenang kepermukaan untuk bernapas

Itulah sang kapten dan sepuluh pengembara yang tersisa, selamat dari amukan ombak samudera

Sang kapten kembali memimpin, hilang peta hilang bahtera namun tetap berenang bersama menuju daratan

Tak teringat lagi pulau intan permata, yang teringat hanyalah menuju daratan dan selamat dari hipotermia

 

Berenang tak tentu arah, hingga akhirnya terlihat daratan yang dipuja-puja

Berharap daratan yang berisi intan permata, namun kandas sudah harapan yang tersisa

Membangun kembali bahtera yang  dimakan ombak dan ganasnya samudera

Sang kapten memutuskan untuk kembali ke tanah air tercinta

Aman sudah intan permata di sebuah pulau yang bernama Nusantara

 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRITIK DAN ESAI CERPEN "SULASTRI DAN EMPAT LELAKI" KARYA M. SHOIM ANWAR

KRITIK DAN ESAI PUISI "IDUL FITRI" KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI